Cari Blog Ini

4 Okt 2010

Dewi-Rama Sinta

DEWI

Sinta…nama itu sangat anggun bagi Rama. Seanggun Sinta bagi Rama. Begitu cantiknya Sinta sampai mampu membuat Rama benar-benar terjatuh dalam lubang cinta itu. Sinta bagaikan sang dewi yang slalu hadir dalam mimpi Rama. Sinta slalu senatiasa memberikan senyum termanis disetiap harinya, dan Sinta adalah yang terbaik dari segala yang selama ini Rama miliki.
Cinta yang berjalan selama 2 tahun silam, kini tlah hilang bagaikan disapu angin.. Hilang begitu saja tanpa bisa Rama perjuangkan. Hilang tanpa jejak. Banyak Tanya yang mengisi kekosongan hati Rama saat ini, apa yang membuat sang dewi itu pergi tanpa pamit dari rama ? apa yang sebenarnya terjadi pada Sinta ? ataukah mungkin Sinta telah menemukan Rama yang lain?.
Ingin Rama menangis, menangisi cinta sang dewi yang hilang begitu saja. Begitu indah luka yang diberikan oleh Sinta sehingga membuat Rama lupa akan jati dirinya. Tak mudah untuk Rama melalui waktu selama 2 tahun bersama Sinta. Begitu banyak masalah yang pernah terjadi diantara mereka, masalah tentang kebenaran jati diri Sinta. Namun semua itu tak pernah jadi beban berat bagi Rama, Rama masih tetap memuja sang dewi.
Tak mampu lagi Rama membendung air matanya. Disetiap kegelapan malam, Rama selalu mengadu kesedihannya pada alam. Apa ini akhir dari kesetiaannya pada Sinta selama ini? Mungkinkah ini nasib cinta Rama ? atau beginikah cara Sinta membalas dan mencintai Rama? dan Rama selalu bertanya-tanya.
Hari-hari Rama seperti tak ada artinya lagi. Rama hanyalah seorang pria biasa yang mengambil keputusan besar dalam hidupnya, terlebih semenjak dia kehilangan sang dewi yang teramat dia cintai. Rama memutuskan untuk pergi mencari Sinta dan melupakan jati dirinya, kemanapun langkahnya Rama tak pernah menyadarinya.
Hampa dan sepi yang Rama rasakan dalam dunianya tanpa Sinta. Rama merindukan Sinta yang selalu tampil sempurna untuk Rama. Kemanakah sang dewi itu pergi meninggalkan Rama?.
Begitu gila cinta sang Rama untuk Sinta. Begitu memujanya Rama kepada sang dewi, sang dewi yang sempurna. Sang dewi yang senantiasa memberikan kekuatan besar kepada Rama untuk selalu bangkit dari keterpurukannya atas kematian kedua orag tua Rama. Hanya Sinta yang selalu temani Rama disetiap sudut-sudut hampa dalam hati Rama. Kesetiaan Sinta kepada Rama tak dapat diungkapkan dengan ungkapan apapun. Namun kini Sinta tak pernah lagi hadir memberikan senyum manis untuk Rama.
Rama menangis disetiap malam, berharap disetiap malam ia akan bertemu dengan sang dewi itu lagi. Apa yang sebenarnya ia tangisi itu? Mungkinkah ia menangisi atas kebodohanya yang telah jatuh cinta kepada Sinta. Itu hanya kemungkinan kecil dari apa yang harus Rama sadari bahwa sebenarnya Sinta tak pernah nyata. Lalu bagaimanakah dengan hubungan antara Rama dan Sinta ini? Yup…hubungan itu tak pernah nyata.
Disetiap waktu, disetiap detik bahkan disetiap hela nafasnya ia tak pernah berhenti menyebut satu nama yang anggun itu, Sinta….Sinta…Sinta….!!!!
Sampai pada suatu malam, Rama bertemu dengan Sinta. Namun pertemuan itu hanya sesaat. Sinta tak menyadari akan keberadaan Rama malam itu. Sinta bernyanyi dan menari diantara bunga-bunga taman selayaknya peri kecil yang sedang berbahagia. Rama mencoba meraih Sinta, namun tetap tak bisa. Sampai diujung pertemuan itu akhirnya Sinta menyadari bahwa Rama datang untuk menemuinya. Disaat Rama ingin meaih tangan sang dewi itu, Sinta hanya memberikan senyum termanisnya untuk Rama dan pergi begitu saja tanpa ada satu katapun yang terucap. Begitulah hubungan antara Rama dan Sinta ini terjalin selama 2 tahun. Rama ingin memiliki Sinta namun tak bisa, Sinta terlalu indah untuk Rama miliki.
Sinta adalah sesosok wanita yang sangat luar biasa bagi Rama, anggun, cantik, wangi tubuhnya sewangi bunga-bunga ditaman mimpinya, lekuk tubuh yang sungguh menggoda, senyum yang sangat manis, raut wajah yang bersinar halus mempesona sehingga membuat Rama benar-benar jatuh cinta pada Sinta. Namun Rama dan Sinta berbeda. Tak mungkin untuk Rama bisa memiliki sang dewi itu, karena sang dewi itu hanyalah dewi yang selalu hadir dalam mimpinya. Tak pernah ada dan tak pernah nyata, dan Rama hanyalah sebatas orang gila salah satu penghuni RSJ. Jiwa Mulia Makassar.
Rama membawa cintanya pergi bersamanya ke dunia barunya. Dunia dimana ia mampu bertemu dengan kedua orang tuanya dan bercerita tentang kecantikan dan kesempurnaan sang dewinya. Bahkan dunia dimana Rama berpikir akan bisa bertemu dengan sang dewi pujaannya itu. Rama memilih pergi dari kenyataan dan pergi mengejar mimpinya yang ta pernah akan terwujud. Diakhir nafasnya sebelum Rama mengakhiri hidupnya ia menuliskan sesuatu didinding bangsalnya, “ AKU ADALAH RAMA UNTUKMU SINTA “
Akhirnya kini Rama telah pergi jauh ke dunia yang selalu ia inginkan. Demi cinta untuk sang dewi yang tak pernah ada. Demi kekosongan jiwanya dan demi kasih sayangnya untuk kedua orang tuanya. Kini Rama tlah tiada disaat ia tepat berusia 25 tahun. Selamat tinggal Rama semoga kau menemukan sang dewi yang sempurna itu, Sinta…..


Kau terindah diantara bunga yang pernah hadir dalam mimpiku, kau terbaik diantara dewi yang pernah aku miliki dahulu.
Kau bentangkan jalan penuh duri teramat sulit aku lewati, kau tancapkan luka penuh arti teramat sakit aku rasakan.
Begitu indah kau tercipta bagi Rama, begitu anggun kau terlahir sebagai Sinta.
Kau terindah yang pernahku cintai, tapi tak bisa aku miliki, kau terbaik yang pernah ku kagumi meski tak bisa aku miliki.
( Dewi- Hijau Daun )

By; Seboetkoe kepala batoe



Tidak ada komentar: